![]() |
Replika pesawat yang terletak di pinggir Jalan Raya Bukittinggi-Medan, tepatnya di kawasan Gaduik, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. (Foto: Wikipedia) |
Seiring dengan perjalanan waktu, tak banyak orang yang tahu fakta mengenai sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan di bumi pertiwi. Tak tanggung-tanggung, perlawanan yang dilakukan masyarakat Indonesia pada saat itu dilakukan hampir diseluruh pelosok daerah yang ada di tanah air Indonesia.
Salah satu fakta sejarah yang tak bisa dilupakan adalah saat masyarakat dari Provinsi Sumatera Barat yang secara gotong-royong mengumpulkan harta untuk membeli sebuah pesawat terbang.
Benar saja. Hibah masyarakat Minang untuk Tanah Air ini berupa pesawat dengan tipe Avro Anson RI-003. Pesawat hasil hibah masyarakat Sumatera Barat ini perupakan pesawat ketiga milik pemerintah Republik Indonesia hasil sumbangan masyarakat Minang.
Sejarah perjuangan masyarakat Minangkabau untuk pergerakan perjuangan di tanah air ini berawal pada tanggal 27 September 1947, di Bukittinggi. Dimana Wakil Presiden saat itu yakni Mohammad Hatta mengajak Masyarakat Minang untuk membantu perjuangan. Gerakan bantu Indonesia dengan donasi emas. Indonesia membutuhkan pesawat terbang untuk perjuangan. Pesawat Avro Anson adalah pesawat multi peran dan bermesin ganda dari pabrikan Inggris Avro. Avro adalah pesawat ketiga dimiliki Pemerintah Republik Indonesia diberi nama RI-003.
Pesawat ini dibeli dari hasil sumbangan kaum ibu di Minangkabau di Sumatera Barat. Mereka, kaum perempuan sukarela menyumbangkan perhiasan. Mulai dari liontin, perak, hingga anting, kalung, gelang bahkan cincin kawin untuk memperjuangkan kedaulatan Indonesia.
Dari hasil sumbangan kaum "amai-amai" atau kata lainnya kaum ibu ini akhirnya terkumpul 14 kilo emas yang banyaknya sekitar satu kaleng roti biskuit. Emas ini kemudian dilebur jadi emas padu, maka dicarilah pesawat yang bisa dibeli.
Pesawat akhirnya berhasil diraih, yakni pesawat jenis Avro Anson milik Paul Keegan, seorang bekas pilot Inggris berkebangsaan Australia. Awal Desember 1947, pesawat ini diantar langsung oleh Keegan ke Bukittinggi.
Kisah Avro Anson, pesawat terbang yang dibeli masyarakat Minang ibi menjadi bukti sejarah masyarakat Minangkabau sejak zaman dulunya selalu mengedepankan sikap nasionalisme dan semangat bela negara. Pembelian pesawat ini merupakan sebuah bentuk bela negara.
Kini, buah perjuangan masyarakat Minang ini diabadikan dalam sebuah replika pesawat yang terletak di pinggir Jalan Raya Bukittinggi-Medan, tepatnya di kawasan Gaduik, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Lokasi tempat pesawat ini dahulunya adalah lapangan terbang di Sumbar.
Replika pesawat ini jadi monumen pengingat bahwa masyarakat Minangkabau pernah berjasa bagi negara. Salah satunya adalah menyumbangkan harta bendanya untuk membeli sebuah pesawat terbang pertama untuk bangsa ini. (*)
